Déardaoin 11 Meán Fómhair 2008

Pengajaran Di Balik Teguran Allah

tulisan : Ust Abdullah Yasin

يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ لِمَ تُحَرِّمُ مَا أَحَلَّ اللَّهُ لَكَ تَبْتَغِي مَرْضَاتَ أَزْوَاجِكَ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَّحِيمٌ (١) قَدْ فَرَضَ اللَّهُ لَكُمْ تَحِلَّةَ أَيْمَانِكُمْ وَاللَّهُ مَوْلَاكُمْ وَهُوَ الْعَلِيمُ الْحَكِيمُ (٢) وَإِذْ أَسَرَّ النَّبِيُّ إِلَى بَعْضِ أَزْوَاجِهِ حَدِيثًا فَلَمَّا نَبَّأَتْ بِهِ وَأَظْهَرَهُ اللَّهُ عَلَيْهِ عَرَّفَ بَعْضَهُ وَأَعْرَضَ عَن بَعْضٍ فَلَمَّا نَبَّأَهَا بِهِ قَالَتْ مَنْ أَنبَأَكَ هَذَا قَالَ نَبَّأَنِيَ الْعَلِيمُ الْخَبِيرُ (٣) إِن تَتُوبَا إِلَى اللَّهِ فَقَدْ صَغَتْ قُلُوبُكُمَا وَإِن تَظَاهَرَا عَلَيْهِ فَإِنَّ اللَّهَ هُوَ مَوْلَاهُ وَجِبْرِيلُ وَصَالِحُ الْمُؤْمِنِينَ وَالْمَلَائِكَةُ بَعْدَ ذَلِكَ ظَهِيرٌ (٤) عَسَى رَبُّهُ إِن طَلَّقَكُنَّ أَن يُبْدِلَهُ أَزْوَاجًا خَيْرًا مِّنكُنَّ مُسْلِمَاتٍ مُّؤْمِنَاتٍ قَانِتَاتٍ تَائِبَاتٍ عَابِدَاتٍ سَائِحَاتٍ ثَيِّبَاتٍ وَأَبْكَارًا (٥)
Terjemahan:

(1) Hai Nabi, mengapa kamu mengharamkan apa yang Allah menghalalkan bagimu, kamu mencari kesenangan hati isteri-isterimu? Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

(2) Sesungguhnya Allah telah mewajibkan kepada kamu sekalian membebaskan diri dari sumpahmu; dan Allah adalah Pelindungmu dan Dia Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.

(3) Dan ingatlah ketika Nabi membicarakan secara rahasia kepada salah seorang isterinya (Hafsah) suatu peristiwa. Maka ketika (Hafsah) menceritakan peristiwa itu (kepada Aisyah) dan Allah memberitahukan hal itu (semua pembicaraan antara Hafsah dengan Aisyah) kepada Muhammad lalu Muhammad memberitahukan sebagian (yang diberitakan Allah kepadanya) dan menyembunyikan sebagian yang lain (kepada Hafsah). Maka tatkala (Muhammad) memberitahukan pembicaraan (antara Hafsah dan Aisyah) lalu Hafsah bertanya: “Siapakah yang telah memberitahukan hal ini kepadamu?” Nabi menjawab: “Telah diberitahukan kepadaku oleh Allah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal”.

(4) Jika kamu berdua bertaubat kepada Allah, maka sesungguhnya hati kamu berdua telah condong (untuk menerima kebaikan); dan jika kamu berdua bantu-membantu menyusahkan Nabi, maka sesungguhnya Allah adalah Pelindungnya dan (begitu pula) Jibril dan orang-orang mukmin yang baik; dan selain dari itu malaikat-malaikat adalah penolongnya pula.

(5) Jika Nabi menceraikan kamu, boleh jadi Tuhannya akan memberi ganti kepadanya dengan isteri-isteri yang lebih baik daripada kamu, yang patuh, yang beriman, yang taat, yang bertaubat, yang mengerjakan ibadat, yang berpuasa, yang janda dan yang perawan.

(At-Tahrim: 1-5)




Sebab Turun Ayat:

Aisyah (ra) berkata: Adalah Rasulullah (sallallahu alaihi wasalam) sanagat suka kepada manisan (halwa) dan madu (‘asl). Biasanya jika selesai solat ‘Ashr beliau akan memasuki rumah isteri-isterinya dan ketika itu giliran Zainab Binti Jahsy. Baginda Rasul (sallallahu alaihi wasalam) minum madu di rumahnya. Lalu akupun bersepakat dengan Hafsah yakni jika baginda memasuki rumah di antara kita hendaklah kita mengatakan kepadanya: Saya tercium bau “maghaafir” (sejenis tumbuhan yang tumbuh di Hijaz rasanya manis tetapi mengeluarkan bau busuk), apakah tuan telah makan maghaafir? Rasulullah (sallallahu alaihi wasalam) menjawab: Tidak, aku hanya minum madu di rumah Zainab Binti Jahsy dan aku bersumpah tidak akan minum madu lagi, dan jangan engkau ceritakan perkara ini kepada siapapun”.

[HR Bukhari dan Muslim]




Tafsiran Ayat:

Hai Nabi, mengapa kamu mengharamkan apa yang Allah menghalalkan bagimu, kamu mencari kesenangan hati isteri-isterimu?

Maksudnya: Wahai Nabi, mengapa engkau enggan minum madu yang telah dihalalkan oleh Allah untukmu, malahan sanggup bersumpah untuk itu, hanya semata-mata ingin mendapat keredaan dan meneyenangkan hati sebagian isteri-isterimu?

Ini adalah tegoran langsung daripada Allah ke atas NabiNya yang telah berbuat demikian. Karena motif beliau berbuat demikian bukanlah dengan tujuan yang diredai Allah, tetapi hanya mencari keredaan sebagian isteri-isterinya.




Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Maksudnya: Allah Maha Pengampun terhadap dosa-dosa hambaNya yang mahu bertobat. Dan Allah SWT telahpun mengampuni engkau di atas keenggananmu terhadap apa yang telah dihalalkanNya itu. Dan Dia Maha Penyayang kepada hamba-hambaNya yang tobat sehingga Dia tidak akan menyiksa mereka karena dosa-dosa yang telah berlalu.




Sesungguhnya Allah telah mewajibkan kepada kamu sekalian membebaskan diri dari sumpahmu; dan Allah adalah Pelindungmu dan Dia Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.

Maksudnya: Allah telah mewajibkan kepada kita agar membebaskan diri kita daripada sumpah yang telah kita ucapkan dengan membayar kaffarat sumpah iaitu salah satu dari tiga perkara berikut:

Memberi makan kepada 10 orang miskin
Memberi pakaian kepada 10 orang miskin
Memerdekakan seorang budak (hamba sahaya)


Dan jika tidak mampu melakukan salah satu daripada tiga perkara di atas maka hendaklah ia berpuasa selama 3 hari. Penjelasan tentang kaffarat sumpah ini boleh didapati pada ayat (89) Surah Al-Maidah. Lihat Fiqh As-Sunnah Jld. III Hal. 24-25.

Dan diriwayatkan bahwa Rasulullah (sallallahu alaihi wasalam) telah membebaskan sumpah beliau itu dengan memerdekakan seorang hamba sahaya.




Dan ingatlah ketika Nabi membicarakan secara rahasia kepada salah seorang isterinya (Hafsah) suatu peristiwa. Maka ketika (Hafsah) menceritakan peristiwa itu (kepada Aisyah) dan Allah memberitahukan hal itu (semua pembicaraan antara Hafsah dengan Aisyah) kepada Muhammad lalu Muhammad memberitahukan sebagian (yang diberitakan Allah kepadanya) dan menyembunyikan sebagian yang lain (kepada Hafsah)

Maksudnya: Nabi (sallallahu alaihi wasalam) meminta kepada Hafsah agar merahasiakan peristiwa di atas (lihat sebab turun ayat) dan jangan diceritakan kepada sesiapapun. Tetapi Hafsah telah menceritakan semua rahasia itu kepada Ausyah. Allah Yang Maha Mengetahui telah memberitahukan kepada Nabi (sallallahu alaihi wasalam) tentang pakatan rahasia antara Hafsah dengan Aisyah. Lalu Nabi pun menceritakan sebagian saja kepada Hafsah daripada apa yang telah diberitahukan Allah SWT kepadanya. Dan menyembunyikan sebagian yang lain.




Maka tatkala (Muhammad) memberitahukan pembicaraan (antara Hafsah dan Aisyah) lalu Hafsah bertanya: “Siapakah yang telah memberitahukan hal ini kepadamu?” Nabi menjawab: “Telah diberitahukan kepadaku oleh Allah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal”

Maksudnya: Ketika Rasulullah (sallallahu alaihi wasalam) menceritakan kepada Hafsah tentang apa yang telah mereka sepakati dan sebahagian pembicaraan antara mereka berdua, maka Hafsah dengan rasa heran dan terkejut lalu bertanya: Siapakah yang telah menceritakan kepada tuan tentang perkara ini? Hafsah (ra) mengira Aisyah (ra) telah membocorkan rahasia mereka berdua. Lalu Nabi (sallallahu alaihi wasalam) menjawab: “Yang memberitahukan kepadaku ialah Allah Yang Maha Menegtahui segala-galanya, samada yang besar ataupun yang kecil; Yang Maha Mengenal, samada di bumi ataupun yang di langit”.




Jika kamu berdua bertaubat kepada Allah, maka sesungguhnya hati kamu berdua telah condong (untuk menerima kebaikan); dan jika kamu berdua bantu-membantu menyusahkan Nabi, maka sesungguhnya Allah adalah Pelindungnya dan (begitu pula) Jibril dan orang-orang mukmin yang baik; dan selain dari itu malaikat-malaikat adalah penolongnya pula

Maksdunya: Ayat ini ditujukan kepada Hafsah dan Aisyah agar mereka berdua bertobat kepada Allah terhadap dosa mereka dan supaya mereka berdua berhenti daripada menyusahkan Nabi (sallallahu alaihi wasalam). Mereka hendaknya menyukai apa yang Nabi (sallallahu alaihi wasalam) sukai dan benci apa yang Nabi (sallallahu alaihi wasalam) benci. Sekiranya meeka berbuat demikian (tobat) maka itu bermakna hati mereka condong kepada kebenaran (haq) dan kebaikan (khair).

Ibnu Abbas menceritakan bahwa ia sangat ingin bertanya kepada Umar Ibnu Al-Khattab untuk mengetahui siapakah yang dimaksudkan dengan dua isteri Rasul itu. Sehingga beliau turut pergi haji ketika umar haji. Ketika Umar turun untuk berwudhu’ beliau cepat-cepat tolong menjirus air untuk Umar berwudhu’ sambil bertanya: “Ya Amiral Mukminin, siapakah dua wanita dari isteri-isteri Rasul (sallallahu alaihi wasalam) yang dimaksudkan dalam firman Allah: Jika kamu berdua bertaubat kepada Allah…? Lalu Umar menjawab: Sungguh heran engkau ini wahai Abbas, mereka berdua itu adalah Aisyah dan Hafsah”.

Dalam ayat di atas juga Allah memberi amaran kerasNya bahwa jika pakatan untuk menyusahkan Nabi (sallallahu alaihi wasalam) diteruskan juga seperti cemburu yang keterlaluan dan menyebarkan rahasia Nabi maka Allah tetap akan melindungi RasulNya, begitu juga Jibril, orang-orang mukmin yang baik dan para malaikatNya yang lain.




Jika Nabi menceraikan kamu, boleh jadi Tuhannya akan memberi ganti kepadanya dengan isteri-isteri yang lebih baik daripada kamu, yang patuh, yang beriman, yang taat, yang bertaubat, yang mengerjakan ibadat, yang berpuasa, yang janda dan yang perawan

Maksudnya: Sekiranya Nabi mengambil keputusan untuk menceraikan isteri-isterinya yang selalu menyusahkannya, maka Allah berjanji akan menggantikan untuk Nabi (sallallahu alaihi wasalam) isteri-isteri yang lebih baik yang mempunyai sifat-sifat terpuji antaranya: patuh, beriman, taat, selalu bertobat, banyak beribadat, berpuasa dan lain-lain lagi sifat-sifat mulia.



Kesimpulan:

1. Kita para suami dilarang oleh Allah untuk mengharamkan apa yang telah dihalalkan oleh Allah SWT hanya sekedar ingin mendapat simpati dan menyenangkan hati isteri. Apalgi sampai sanggup untuk memutuskan hubungan silaturrahim dengan ibu bapa dan kaum kerabat. Ingat kisah benar: “ ‘Al-Qamah” yang susah mengucap “dua kalimah syahadat” menjelang wafatnya sebab ia telah melukakan hati ibunya karena terlalu sayang pada isterinya.

2. Tidak menjadi kesalahan jika kita menyimpan rahasia kepada seseorang iateri atau teman yang dipercayai. Dan orang berkenaan mestilah menyimpan rahasia itu dengan baik.

3. Suami hendaklah menegor sikap isteri yang kurang baik itu dengan bijak dan lemah lembut. Dan dalam hal ini suami dinasehatkan jangan hanya melihat kesalahan isterinya, akan tetapi juga mestilah melihat kebaikan-kebaikan isterinya.

4. Cemburu sudah menjadi fitrah atau sifat semulajadi bagi setiap wanita. Sifat tersebut tidak mengurangi iman mereka asalkan tidak keterlaluan.

5. Jaminan pertolongan dan perlindungan daripada Allah untuk NabiNya menunjukkan bahwa pakatan dan rencana jahat sesetengah wanita itu adalah suatu cobaan besar bagi para suami.

6. Dalam ayat (5) Allah SWT secara tidak langsung telah mendedahkan beberapa sifat utama bagi wanita yang salehah, iaitu:

i. Mereka patuh
ii. Mereka beriman
iii. Mereka taat
iv. Mereka bertaubat
v. Mereka banyak beribadat
vi. Mereka berpuasa

-Mudah Mudahan bermanfaat buat diri yang lemah dan hina ini...

HAMBA YANG KERDIL
MOHD SYAHID ADAM

No comments: